Sabtu, 03 Juli 2010

SATU-SATUNYA CARA MEMPERBAIKI KEMEROSOTAN KAUM MUSLIMIN


Kita sering berpendapat bahwa jika kita tidak konsekuen dengan ajakan kita dan kita merasa kita bukan ahlinya, maka tidak selayaknya kita menasehati orang lain. Ini adalah tipu daya yang sangat nyata. Jika kita menunaikan suatu tugas dan tugas itu adalah perintah Allah swt., maka kita tidak boleh mundur sedikitpun. Kita hendaknya memulai kerja ini dengan kepahaman bahwa ini adalah perintah Allah swt., InsyaAllah, usaha dan kesungguhan yang kita lakukan akan membawa kemajuan, kekuatan, dan istiqamah. Hendaknya kita kerjakan terus menerus sehingga kita akan mendapatkan kedekatan dengan Allah swt., Dan sesuatu yang mustahil jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan perintah Allah swt., lalu Allah swt. tidak memandang kita dengan pandangan rahmat-Nya. Ungkapan tersebut dikuatkan dengan hadits berikut:

Dari Anas ra., ia berkata, kami bertanya,"Ya Rasulullah, kami tidak akan menyuruh orang lain untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami akan tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan kemungkaran." Maka Nabi saw. bersabda,"Tidak, bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya, dan cegahlah dari kemungkaran, meskipun kalian belum meninggalkan semuanya" (Thabrani)
Kita menganggap bahwa kewajiban amar ma'ruf nahi munkar hanyalah tanggung jawab alim ulama. Padahal, yang dituju oleh Allah di dalam Al-Qur'an adalah secara umum mutlak kepada setiap umat Muhammad saw. Dan kehidupan para sahabat r.hum dalam masa Khairul-Qurun (generasi terbaik) adalah bukti yang adil atas kewajiban tersebut. Hanya mengkhususkan tanggung jawab dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar ke alim ulama, lalu meninggalkannya dan hanya mengharap dan mengandalkan mereka saja dalam tugas ini merupakan kebodohan yang parah. Tugas alim ulama adalah menyampaikan yang hak dan menunjukkan jalan yang lurus. Sedangkan menggerakkan hamba-hamba Allah agar mengamalkan dan berjalan sesuai petunjuk merupakan tugas bagi orang-orang selain mereka. Ini sesuai dengan hadits:
"Sesungguhnya kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Raja ialah pemimpin rakyatnya dan akan ditanya tentang keluarga yang dipimpinnya. Istri adalah pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Ia akan ditanya tentang rumah tangganya. Dan hamba sahaya adalah pemimpin atas harta majikannya. Ia akan ditanya tentang tanggung jawabnya. Singkatnya adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya atas kepemimpinannya," (Bukhari, Muslim)
"Rasulullah saw. bersabda,"Agama adalah nasihat." Kami (para sahabat) bertanya, "Bagi siapa?" Beliau bersabda, "Bagi Allah, bagi Rasulullah, dan bagi pemimpin-pemimpin umat islam dan orang awamnya." (Muslim)
Walaupun seandainya dapat diterima bahwa kerja ini memang tugas ulama, dalam keadaan darurat dan situasi yang sangat kritis ini setiap orang dituntut untuk terjun dalam kerja ini dan bersedia meninggikan kalimat Allah serta menjaga agama yang kokoh ini.
"Jika kalian membantu agama Allah, pasti Allah akan membantu kalian. Dan Allah akan menegakkan kaki-kaki kalian (di depan musuh kalian)." (QS. Muhammad: 7)
Mesti kita kita pahami bahwa penyakit kita yang sebenarnya adalah penyakit rohani, karena ruh Islam dan hakikat iman pada diri kita sudah melemah, semangat Islam yang kita miliki telah punah, dan kekuatan iman pun telah hilang. Jika yang asas telah melemah, maka semua kebaikan dan kebenaran tentu akan berkurang. Segala kelemahan dan kekurangan tersebut bersumber dari ditinggalkannya sesuatu yang paling pokok yang menjadi tumpuan kelangsungan seluruh bagian agama, yang ditegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Kenyataan menunjukkan bahwa suatu kaum tidak akan sukses jika setiap anggota dari kaum tersebut tidak berjalan dengan kebaikan dan kesempurnaan agamanya.
Adapun cara perbaikan kita hanyalah dengan menegakkan kewajiban dakwah dan tabligh yang akan menguatkan iman kita dan membangkitkan semangat Islam pada diri kita. Kita menyeru manusia kepada Allah swt. dan Rasul-Nya dengan mengedepankan segala perintah-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar